Membaca Konstelasi Pemain Tower Provider

tower2Bisnis menara telekomunikasi sudah dimulai dari unit bisnis pendirian menara  sejak tahun 2000 oleh Indonesian Tower. Dan sejak tahun 2008, paska ditetapkannya Permen Kominfo No. 2 tahun 2008, bisnis menara telekomunikasi terdiversifikasi ke arah bisnis penyewaan menara. Perusahaan tower provider yang sebelumnya fokus ke bisnis pendirian menara, secara cepat mengembangkan unit bisnis penyewaan menara yang masih cukup baru, dan diperkirakan akan booming dalam beberapa tahun ke depan. Beberapa pemain lama seperti Indonesian Tower, Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), Konselindo & Metrosel, dan lain-lain mulai berbenah menyusun strategi investment dan restrukturisasi guna menggarap segmen bisnis penyewaan menara.

XL Towers
Excelcomindo Pratama (XL) sejak tahun 2008, secara serius membuat unit usaha baru yang khusus menggarap bisnis menara yang dinamakan XL Towers. XL Towers berencana menggaet beberapa perusahaan tower provider lokal dengan tujuan untuk mengakomodasi pelibatan perusahaan domestik, dan memperkuat jaringan bisnis penyewaan menara. Sejak tahun 2008, XL Towers sudah memiliki 7000 menara dengan jumlah kolokasi mencapai 8.000 titik, dan dalam beberapa tahun ke depan akan melakukan roll out hingga 12.000 menara. XL Towers dinilai sebagai perusahaan tower provider terbesar pertama di Indonesia yang cukup agresif. (sumber : Company Estimates, Broker Research, 2008).

Indonesian Tower
Indonesian Tower adalah pemain utama yang sudah berkecimpung di bisnis menara telekomunikasi sejak tahun 2000. Keberadaannya sebagai perusahaan yang fokus di bidang ini, menjadikan perusahaan ini jauh lebih mature dibanding pesaing utamanya, XL Towers. Proses bisnis di Indonesian Tower dijalankan secara matang dan cepat, di mana semua proses kerja yang terjadi  – mulai dari site acquisition (SITAC) hingga pembangunan dan implementasi — berlangsung kurang dari 100 hari. Sebagai bagian dari pendekatan berbasis kualitas, Indonesian Tower dianugerahi sertifikat ISO 9001:2000.

Telkom berencana mengakuisisi 80% saham Indonesian Tower senilai kurang lebih Rp. 1 Triliun, pada akhir tahun 2009 ini. Bisa dipastikan, keberadaan Indonesian Tower di bidang bisnis menara telekomunikasi akan semakin menguat dan dominan.

Indonesian Tower merupakan perusahaan tower provider terbesar kedua, setelah XL Towers. Memiliki 1816 menara dengan jumlah kolokasi mencapai 2.429 titik. (sumber : Company Estimates, Broker Research, 2008).

Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo)
Protelindo merupakan anak perusahaan Pan Asia Tower Investment asal Singapura, yang khusus menggarap segmen pendirian, penyediaan, dan penyewaan menara telekomunikasi. Tahun 2008 kemarin, Protelindo telah memiliki 900 menara telekomunikasi, dan jumlah kolokasi mencapai 1.300 titik – tersebar diantaranya di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara Barat. Merupakan perusahaan tower provider terbesar ketiga di Indonesia. (sumber : Company Estimates, Broker Research).

Dan di tahun yang sama, Protelindo telah memenangkan lelang pembelian menara milik Hutchison sebanyak 3.692 buah. Tetapi, peristiwa ini dinilai oleh Pemerintah sebagai pelanggaran hukum, mengingat kepemilikan asset menara telekomunikasi tidak diperkenankan pihak asing.

Tahun 2009 ini, Protelindo sedang melakukan penawaran saham perdana (IPO) sebanyak 10% dari total saham yang dimiliki perseroan.

Tower Bersama Group (TBG)
Sejak tahun 2008, Tower Bersama Group (TBG) cukup agresif melakukan akuisisi menara-menara telekomunikasi dan pendirian menara-menara baru. Sebanyak 500 menara milik Mobile 8 Telecom (Fren) telah diakuisisi, dan hingga tahun 2009 ini Tower Bersama Group telah memiliki 700 menara yang siap untuk disewakan ke semua operator. Perusahaan ini memiliki capital yang cukup kuat untuk melakukan rencana akuisisi menara-menara milik operator, diantaranya sebanyak 7000 menara XL yang sebelumnya akan dijual – tapi gagal. TBG adalah perusahaan tower provider terbesar keempat di Indonesia (sumber : Company Estimates, Broker Research, 2008).

Kompetitor Lainnya
Kompetitor-kompetitor kecil dan baru diprediksi akan banyak bermunculan, terutama di daerah-daerah yang sudah mulai peka terhadap isu tower sharing. Regulasi di tingkat pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) di berbagai wilayah di Indonesia, akan berimbas terhadap munculnya perusahaan-perusahaan tower provider lokal yang akan turut serta meramaikan pasar menara telekomunikasi.

Hal yang juga tak kalah agresif adalah keinginan perusahaan-perusahaan tower provider asing yang siap menggarap lahan bisnis ini di Indonesia. Regulasi pemerintah yang melarang kepemilikan menara telekomunikasi oleh pihak asing pun sedang hangat dibicarakan, dan sebagian investor meminta untuk meninjau ulang keputusan tersebut. Jika ke depannya nanti regulasi ini akan dicabut, maka perusahaan-perusahaan tower provider asing akan berebut masuk ke Indonesia, diantaranya American Tower dan Tower Vision. Atau setidaknya, perusahaan asing akan berkolaborasi dengan perusahaan lokal dalam menggarap segmen ini.



One Response to “Membaca Konstelasi Pemain Tower Provider”

  1. natalia says:

    Mas, artike ini sumbernya dari Company Estimates, Broker Research, 2008. Bisa minta link nya?

Leave a Reply

:D :? ^.^ :) :() :( :?! :! :_: <_* <_> :?? :p ^x^ +_+ :sip: more »